BTCClicks.com Banner bitcoinaliens

www.speedcash.co.id

bisnis online, jual beli online, sistem pembayaran, pembayaran online, bisnis online

www.fasapay.co.id

FasaPay Online Payment System

TSEL COMUNITY

Gratis Nelpon dan SMS

Jumat, 15 Juni 2012

Linux untuk Membantu Rukyatul Hilal


Linux untuk Membantu Rukyatul Hilal
Linux untuk Membantu Rukyatul Hilal

Agar kita tidak salah melihat bulan sabit (Rukyatul Hilal) untuk menentukan kapan 1 Ramadhan 1431H, mari kita jalankan Stellarium (lihat gambar di atas) dengan Linux
BlankOn Sajadah atau Sabily 10.04.

Pertama, ubah waktu ke hari Selasa 10 Agustus 2010 yang bertepatan 29 Sya'ban 1431H sore sebelum matahari terbenam, misal pukul 17.45 WIB di Jakarta dan sekitarnya. Klik matahari (Sun) dan perhatikan berapa derajat ketinggian (altitude) matahari saat itu.

Pada saat matahari terbenam itu (altitude sekitar 0 derajat), klik gambar bulan atau Moon. Di pojok kiri atas layar tertulis altitude atau ketinggian bulan saat matahari terbenam itu sekitar 3 derajat. Dengan teropong yang canggih, bulan sabit dengan ketinggian 3 derajat akan terlihat. Insya Allah, besoknya Rabu 11 Agustus 2010 adalah 1 Ramadhan 1431H (bulan Sya'ban hanya 29 hari). Tapi jika Anda berpendapat lain, misal mata harus melihat bulan sabit sedang cuaca mendung, maka genapkanlah bulan Sya'ban 30 hari, sehingga Anda mulai puasa hari Kamis, 12 Agustus 2010.

NB: Terlepas kapan kita mulai berpuasa, mari mencari kebahagian dunia dan akhirat dengan menjalankan perintah Tuhan Sang Pencipta bulan dan matahari yang beredar secara teratur pada garis edarnya, dan mari kita menjauhi larangan-Nya a.l. dengan tidak mengambil milik orang lain seperti software bajakan, karena ada Linux, BlankOn, dan FOSS lainnya. :-)

Distro Sabily 10.04 dan BlankOn 6.0 Ombilin ada di DVD InfoLINUX 09/2010 yang beredar akhir Agustus 2010.



Terakhir disunting di Depok, 08-08-2010
Referensi:  http://ruslinux.blogspot.com/2010/08/linux-untuk-membantu-rukyatul-hilal.html
                untuk download aplikasi klik link di bawah ini :

                 umum :
                 http://www.stellarium.org/
                 linux ubuntu :
                 https://launchpad.net/~stellarium/+archive/stellarium-releases
                 windows 32 :
                 http://sourceforge.net/projects/stellarium/files/Stellarium-win32/0.12.4/stellarium-0.12.4-win32.exe/download
                 windows 64:
                 http://sourceforge.net/projects/stellarium/files/Stellarium-win32/0.12.4/stellarium-0.12.4-win64.exe/download


Kamis, 14 Juni 2012

asal mula keturunan syeh muh. arsyad al banjari

DATU KALAMPAYAN MARTAPURA

Yang disebut Datu Kalampayan tidak lain adalah maulana syekh Muhammad Arsyad bin Abbdullah Al-Banjari.lahir 15 shafar 1122 h bertepatan dengan 19 Maret 1710 M di LOk Gabang,dan wafat di Dalam Pagar 6 syawaal 1227 H bertepatan dengan 13 Oktober 1812 h dalam usia 105 tahun dan dimakamkan dikampung tersebut,yaitu desa Kalampayan ( sekitar 56 km dari Banjarmasin).

Maulana syekh Muhammad Arsyad adalah seorang ulama yang sangant berpengaruh dan mempunyai peran penting dalam sejarah pengembangan siar agana Islam,khususnya di bumi Kalimantan .Seorang yang sangat gigih mempertahankan dan mengembangkan faham Ahlus Sunah Wal jama'ah dengan faham Asy'ariah untuk Ilmu Tauhid,dan Mazhab Imam syafi'i untuk bidang Ilmu fiqih.Beliu juga seorang mufti (penasehat agama) pada Kesultanan Banjar,dan juga seorang penulis yang produktif.

Maulana syekh Muhammad Arsyad ketika kecilnya bernama ja'far,adalah anak tertua dari lima bersaudara hasil perkawinan Abdullah dengan siti aminah.Adapun anak Abdullah dengan Siti Aminah adalah:

1. haji Muhammad Arsyad
2. Haji Zainal Abidin
3. Abidin
4. Diang Panangah
5. Normin

referensi:
http://riwayathidupulama-ulamabesarislam.blogspot.com/2009/07/datu-kalampayan-martapura.html

asal muasal keturunan syeh Muhammad arysad al banjari

Lineage Abdullah Lokgabang
Sex Male
Full name (at birth) Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
Other last names Datuk Kalampayan, Al Syaikh As-Sayyid Ja'far Assodiq Alaydrus
Other given names Tuanta Salamakka (Bugis)
Parents

Events


Notes


Riwayat Hidup

Muhammad Arsyad Al-Banjari, yang juga dikenal dengan nama Tuanta Salamakka dan Datuk Kalampayan, lahir di Desa Lok Gabang, Martapura, Kalimantan Selatan pada 15 Safar 1122 H, bertepatan dengan 19 Maret 1710 M. Dia merupakan putra tertua dari lima bersaudara, ayahnya bernama ‘Abd Allah dan ibunya bernama Siti Aminah. Muhammad Arsyad lahir di lingkungan keluarga yang terkenal taat beragama. Kondisi lingkungan yang baik ini mempunyai andil yang besar dalam membentuk kepribadian Muhammad Arsyad selanjutnya.

Ketika dia berumur sekitar tujuh tahun, Sultan Tahlil Allah (1700-1745 M), penguasa Kesultanan Banjar pada waktu itu, meminta kepada orang tua Arsyad agar bersedia menyerahkan anaknya untuk dididik dan dibesarkan di lingkungan istana sekaligus diadopsi sebagai anak angkatnya. Keinginan ini dilakukan, karena Sultan tertarik dengan kecerdasan dan ketrampilan Arsyad muda ketika mengadakan kunjungan kerja ke Desa Lok Gabang. Meskipun ‘Abd Allah dan Aminah, orang tua Arsyad, sebetulnya merasa keberatan untuk melepaskan anak tertuanya itu untuk diadopsi sultan, namun mereka tidak kuasa untuk menolak maksud baik Sultan. Merekapun menyerahkan anaknya kepada Sultan untuk tinggal bersama anak-anak dan cucu-cucu keluarga istana. Muhammad Arsyad tinggal di lingkungan istana Kesultanan Banjar ini selama sekitar 23 tahun, karena pada umur sekitar 30 tahun dia merantau untuk menuntut ilmu di Haramain; Mekkah dan Madinah. Ia belajar di Mekkah kurang lebih 30 tahun dan belajar di Madinah kurang lebih 5 tahun. Dia kembali lagi ke Banjar pada Ramadhan 1186 H/Desember 1772.
Sebelum berangkat untuk menuntut ilmu ke Mekkah dan Madinah, Muhammad Arsyad dikawinkan oleh Sultan dengan seorang wanita bernama Bajut yang ditinggalkannya dalam kondisi hamil. Istrinya ini melahirkan seorang bayi perempuan yang kemudian diberi nama Syarifah, ketika Muhammad Arsyad masih berada di perantauan, sibuk menggeluti pelajaran-pelajarannya. Ketika Syarifah sudah beranjak dewasa, dia (sebagai wali mujbir) mengawinkannya dengan sahabatnya sendiri, ‘Abd Al-Wahab Bugis, sedangkan Sultan (sebagai wali hakim) juga menikahkan dengan seseorang yang bernama Usman (permasalahan ini dibahas lebih lanjut dalam pemikiran Syekh Arsyad dalam Ilmu Falak).
Sekembalinya dari tanah suci, Syekh Arsyad aktif melakukan penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Selatan melalui jalur pendidikan, dakwah, tulisan dan keluarga. Dalam jalur pendidikan, dia mendirikan pondok pesantren lengkap dengan sarana dan prasarananya, termasuk sistem pertanian untuk menopang kehidupan para santrinya. Dalam jalur dakwah, dia mengadakan pengajian-pengajian umum baik untuk kalangan kelas bawah maupun kalangan istana. Dalam tulisan, dia aktif menulis kitab-kitab yang bisa dibaca hingga sekarang.
Sedangkan dalam jalur keluarga, dia melakukan dakwah dengan mengawini para wanita-wanita terhormat untuk mempermudah penyebaran Islam di masyarakat, sehingga dalam catatan sejarah, ada sebelas orang isteri dalam kehidupannya. Dia mengawini para isterinya tidak bersamaan dan tidak lebih dari empat orang dalam hidupnya, tetapi apabila salah seorang isterinya meninggal, dia menikah lagi dan begitu seterusnya. Syekh Arsyad dapat berlaku bijaksana dan adil terhadap para isterinya, sehingga mereka hidup rukun dan damai. Isteri-isteri Syekh Arsyad tersebut adalah: 1. Bajut; melahirkan Syarifah dan Aisyah. 2. Bidur; melahirkan Kadi H. Abu Suud, Saidah, Abu Na’im, dan Khalifah H. Syahab Al-Din. 3. Lipur; melahirkan ‘Abd Al-Manan, H. Abu Najib, alim al-fadhil H. ‘Abd Allah, ‘Abd Al-Rahman, dan alim al-fadhil ‘Abd Al-Rahim. 4. Guwat (keturunan Cina; Go Hwat Nio); melahirkan Asiyah, Khalifah H. Hasanuddin, Khalifah H. Zain Al-Din, Rihanah, Hafsah, dan Mufti H. Jamal Al-Din. Dalam perkawinan ini, Syekh Arsyad berusaha menyebarkan Islam di kalangan Tionghoa, dia tidak merubah nama isterinya untuk menunjukkan bahwa Islam tidak akan merubah tradisi mereka, asal tidak bertentangan dengan ajaran pokok Islam. 5. Turiyah; melahirkan Nur’ain, Amah, dan Caya. 6. Ratu Aminah; melahirkan Mufti H. Ahmad, Safia, Safura, Maimun, Salehah, Muhammad, dan Maryamah. 7. Palung; melahirkan Salamah, Salman, dan Saliman. 8. Kadarmik. 9. Markidah. 10. Liyyuhi, dan 11. Dayi, keempat isteri yang terakhir ini tidak memberikan keturunan (Kadir, 1976).
Syekh Arsyad melakukan dakwah di Banjar selama kurang lebih 40 tahun. Menjelang ajalnya, dia menderita sakit lumpuh, darah tinggi, dan masuk angin dan akhirnya dia meninggal dalam usia 105 tahun (hitungan tahun Hijriyah) atau 102 tahun (hitungan tahun Masehi). Sebelum meninggal, dia sempat berwasiat agar jasadnya dikebumikan di Kalampayan apabila sungai dapat dilayari. Namun apabila tidak bisa, dia minta dikebumikan di Karang Tengah, tempat isteri pertamanya, Bajut dimakamkan. Ketika dia meninggal, air sedang surut, maka wasiat pertamanya yang dilaksanakan. Dia meninggal pada 6 Syawal 1227 H/13 Oktober 1812 M dan dimakamkan di Kalampayan, Astambul, Banjar, Kalimantan Selatan (sekitar 56 km dari Kota Madya Banjarmasin).

[edit] Sources

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Arsyad_al-Banjari

Jumat, 08 Juni 2012

cryptocurency LELECOIN

Untuk buat wallet silahkan ke

https://server1.iico.me:7373/index.html

Bot Telegram Wallet

@lele_coin_bot

apa yg di maksud lelecoin, adalah mata uang cryptocurency, yg berasal dari kata kripto, dan currency, kripto artinya tersembunyi, dan hanya di ketahui oleh, si penerima dan pengirim, tanpa ada pihak 3, kalau currency, arti katanya adalah, pertukaran, baik itu, data, maupun mata uang,

LELECOIN, lahir dari sekelompok, trader dan mining cryptocurency, bernama IACTC(INDONESIA ALT COIN TRADER COMUNITY), yg ingin mewujudkan adanya cryptocurency buatan anak bangsa, dan ini masih, beta (percobaan), mudah2an ini, akan menjadi terwujud, dan akan secepatnya pre - ICO,


TSEL COMUNITY

Tawk.to